Kurusak Masa Depan Buah Hatiku

Pria kurus itu termenung dalam selnya. Tak seorang pun dari pria-pria yang ada di sana tampak berminat untuk mengajaknya bicara. Entah karena malas, bosan, atau malah ikut-ikutan menghakimi perilaku salah yang telah menyebabkannya tersesat ke ruangan pengap itu.
Sudah beberapa hari Iin Sumirat meringkuk tak nyaman dalam tahanan Mapoltabes Pekanbaru. Jika tak mondar-mandir tak tentu arah, ia akan duduk termenung berjam-jam, menyesali segala perbuatannya. Pria berkumis bertubuh tipis ini juga kerap menangis sendiri, berharap agar istri dan anaknya iba dan memaafkan segala perbuatannya.

Sayang, harapan hanya tinggal harapan. Keluarganya tercinta seolah sudah tak sudi lagi bertemu muka dengan dirinya. Ia sudah dianggap aib keluarga yang harus disingkirkan sejauh-jauhnya. Tak ada lagi yang dapat ia perbuat untuk memperbaiki dosa yang telah berkali-kali dilakukannya.

Tak terhitung berapa kali ia mengaku khilaf. Di hadapan petugas, di hadapan Pekanbaru MX, di hadapan rekan-rekannya sesama tahanan. Bagi sebagian orang, khususnya yang berjenis kelamin wanita, tentu akan sukar memercayai seorang pria dewasa, yang sudah berusia hampir kepala empat bisa khilaf menyetubuhi putri kandungnya sendiri berulang kali. Wajar jika banyak orang yang menghujat dirinya.

Iin mengakui perbuatannya diawali tiga bulan lalu, saat ia secara tak sengaja melihat Bunga, putrinya yang berusia 14 tahun, sedang mandi tanpa telanjang. Entah setan apa yang merasuki otaknya, yang jelas sejak melihat kemolekan tubuh anaknya itulah pikiran pria berkulit hitam ini menjadi kotor.

Malam itu juga, saat jarum jam dinding menunjuk angka 11 dan istrinya telah tertidur, laki-laki yang tak pandai menahan nafsunya ini merangsek masuk ke kamar Bunga. Tanpa banyak basa-basi, Iin langsung mencabuli putrinya lewat jalan belakang hingga ia puas, lalu meninggalkan Bunga begitu saja. Ia mengaku, walaupun menangis, Bunga tak berani banyak berontak.

Setelah kali pertama ia merasa berhasil menguasai jiwa raga Bunga, ayah bejad ini semakin berani. Kali kedua ia nekad menjebol mahkota darah dagingnya itu. Kebetulan saat itu istrinya sedang tak ada di rumah. Sesudah mendapatkan darah kegadisan anaknya, laki-laki berusia 39 tahun ini bukannya insyaf, malah keenakan mengulangi perbuatannya hingga 9 kali.

Akhirnya perbuatannya tersebut terbongkar juga. Sang putri mengadukan siksaan lahir batin yang dilakukan ayah kandungnya kepada ibunya. Dengan murka wanita yang sudah bertahun-tahun mendampingi Iin ini langsung mengadukan suaminya.

Hingga kini, ketika ia telah mendekam dalam tahanan, ia tetap menyebutkan bahwa ia menodai putrinya sambil membayangkan sang istri. ‘’Perasaan saya waktu itu Bunga seperti istri saya sendiri,’’ ujar Iin membela diri setiap kali ditanya. Ia juga mengaku sangat menyesal, ingin bertemu dan meminta ampun kepada dua wanita yang seharusnya dilindunginya itu.

Keinginannya itu sepertinya tak akan terkabul. Malah, di dalam tahanan ia mendapat peloncoan dari rekan-rekan seruangannya. Rambut kebanggaannya yang awalnya lebat dengan gaya jigrak, habis dicukur oleh mereka. Kepalanya kini gundul, membuat wajah yang tadinya sekilas mirip pelawak Doyok tampak cenderung konyol.

Sesal demi sesal menumpuk-numpuk dalam dada kurusnya. Ia dijerat pula dengan pasal 294 KUHP dan pasal 81 ayat (2) Undang-undang Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002. Ancaman hukuman yang dihadapinya adalah 15 tahun penjara.=MG5


link..>>www.pekanbarumx.net
0 Responses